Posts

Showing posts from August, 2014

Entri terakhir: untuk Yoana Vennezia

Image
Waktu itu tak berujung. Kita hidup di satu masa. Awalnya, lagu Akad oleh Payung Teduh terasa tidak relevan, setidaknya bagiku. Maksudnya, terlalu banyak muda-mudi kebelet nikah yang dengan sengaja meneriakkan lagu itu ke telinga orang. Memang, musiknya mudah didengar dan ringan. Tapi, kupikir liriknya tidak sekuat lagu Untuk Perempuan yang Sedang di Pelukan. Tapi, hari ini, lagu Akad seperti tiba-tiba merasuki aku. Tapi, aku gak menye-menye; aku tidak kebelet nikah, aku tetap sama. Tapi, entah mengapa lirik yang ringan itu cocok untuk meningat kamu, Yo. Aransemen musiknya tidak menyedihkan, tapi menyenangkan. Mungkin, sudah seharusnya itu yang aku, Tane, Iki dan yang lain rasakan. Kami gak perlu sedih soal kepergianmu itu. Kami, seharusnya, mengingat hidupmu itu, Yo. Hidupmu itu layak kami apresiasi setinggi-tingginya. Kamu sudah bantu aku berubah. Tahu gak? Aku gak pernah nangis di pemakaman, Yo. Tapi, kemarin aku seperti tidak kenal siapa aku. Dinding dan tampilan tangguh ya...

Patung

“Mau apa sih?” Tanyanya canggung. “Ngobrol, lah,” jawabku singkat. “Ya, ngobrolin apa?” Ia sering bertanya hal-hal yang tidak perlu dijawab, dan itu membuatku kesal. Maksudku, bukankah obrolan tak perlu dicari? Topik pembicaraan akan selalu ada. Kecuali jika memang tak ada niatan mengobrol, maka topik apapun takkan pernah terdengar seru. “Yasudah, sok apa, kang?” Tanyanya sekali lagi. “Masa disini?” Jawabku makin kesal. “Emang akang maunya dimana?” Ingin kujawab; “di Arab sana!” Aku tak habis pikir. Elokkah bila mengobrol di tengah jalan? Ditambah lagi, ia beralasan ingin ganti baju, padahal baru saja bel istirahat. Masih ada waktu satu jam untuk bersantai sebelum pembelajaran dimulai lagi.

Popular posts from this blog

As a Good Friend..

Big Ben Punya Janji

To my friend, Grace